Big Boss

  • Home
  • Category
    • Kuliah
    • Kehidupan
    • Film
    • Game
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • Github
    • LinkedIn
  • About Me
  • Contact Us
Diberdayakan oleh Blogger.
Tahun 2020 memberikan banyak cerita dimana tahun ini sangatlah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Memang sebuah pandemi mengubah semuanya. Kita menjadi mempunyai kebiasaan baru karena adanya tuntunan dari pandemi ini. Tak bisa dipungkiri tahun 2020 layak dicatat dalam sejarah seluruh dunia bahwa tahun ini memang spesial meskipun agak bernada negatif tapi yang pasti gue dan kita harus berfikiran positif untuk menyongsong tahun depan.

Photo by Immo Wegmann on Unsplash


Banyak cerita yang terukir di tahun ini tentunya bukan cuma gue yang merasakan tapi seluruh manusia di seluruh penjuru dunia merasakan dan mempunyai cerita masing-masing. Kali ini gue berkesempatan untuk bercerita secara singkat apa yang sudah terjadi dalam kehidupan gue yang mungkin agak bersifat pribadi meskipun gak menutup kemungkinan ada yang mempunyai cerita yang sama seperti gue. 

Gue membuat hal seperti ini hanyalah untuk mengingat dan menulisnya dalam sejarah hidup gue bahwa gue sudah melewati tahun yang amat teramat berat ini. Berbulan-bulan telah gue jalani. Puji syukur kepada tuhan gue masih diberikan kenikmatan sehat hingga saat ini. Gue akan menjabarkan cerita gue dalam bentuk kaleidoskop yang gue pecah dalam perbulannya.
Januari (Banjir)

Tentunya tak lepas dari ingatan gue tentang bulan Januari 2020 yaitu adalah banjir. Tepat tanggal 1 Januari 2020 tidak hanya di rumah gue yang terkena dampak banjir bahkan kebanyakan di berbagai tempat di Indonesia mengalami musibah banjir. Tentunya hal ini membuat semua chaos dikarenakan banyak orang yang sedang berlibur akibat musim liburan tahun baru yang seringkali membuat keramaian yang menimbulkan kemacetan. Apalagi ditambah banjir di kebanyakan lokasi di Indonesia membuat keaadaan semakin chaos yang sangat sulit untuk dilupakan.

Untuk gue sendiri tentunya merasa teramat sedih sekali ketika rumah gue terdampak banjir. Bahkan banjir yang kali ini sangatlah besar hingga sampai masuk kedalam rumah gue. Ketinggian banjir ini bahkan bisa menyentuh satu anak tangga di rumah gue padahal rumah gue sudah lumayan tinggi akan tetapi tetap masuk juga airnya kedalam. Ini membuat keadaan rumah sudah tidak layak di tempati lagi sudah acak-acakan akibat adanya banjir, kasur yang sudah diangkat keatas dan ditopang oleh kayu lah maupun kulkas yang diangkat ketempat samping cucian piring. Itu semua dilakukan untuk menyelamatkan yang bisa diselamatkan.

Banjir kali ini di perparah dengan tidak lengkapnya anggota keluarga gue. Karena ibu dan adik gue sedang berlibur ke lampung, kakak gue yang sedang kerja dan hanya tinggal gue dan ayah gue yang berada di rumah. Ketidaklengkapan ini membuat suasana sedikit lebih kacau karena kita tidak tahu keadaan masing masing orang apalagi jaringan terbatas, listrik mati dan hal lainnya. Untung saja ibu dan adik gue berhasil pulang dengan selamat setelah mendengar rumah  gue kebanjiran dan menghadapi kemacetan yang sangat parah di Jabodetabek. Setelah ibu dan adik gue pulang, ibu gue menyarankan gue dan sekeluarga untuk mengungsi di sekolah adik gue untuk mendapatkan tempat berlindung sementara dan memudahkan kita menerima bantuan (jika ada). Karena kalau berdiam diri di rumah bantuan tersebut akan sulit di dapatkan karena harus menerjang medan banjir yang cukup ekstrem maka dari itu kami terpaksa mengungsi. Akhir dari semua itu, beberapa hari kemudian sudah kembali normal meskipun ada kekhawatiran akan terjadinya banjir susulan. Banjir ini sudah cukup mempresentasikan bulan Januari.

Februari (Refreshing dan Banjir Lagi)

Setelah melewati awal tahun yang mengharukan, di bulan ini gue sedikit bernafas lega karena telah selesainya semester ganjil yang artinya gue mendapatkan liburan yang berdurasi sebulan penuh. Tentunya hal ini tidak gue sia-siakan, gue dan teman-teman sudah berencana untuk pergi liburan ke bandung yang tentunya untuk menyegarkan diri ini dari kesibukan kuliah. Walaupun hanya 3 hari saja tapi menurut gue sudah lumayan cukup bagi gue untuk merasa segar. Tak bisa gue pungkiri ini akan menjadi perjalanan paling terakhir gue sebelum adanya pandemi yang membuat gue saat ini merindukan hal tersebut. Meskipun sekarang per tanggal 29 Desember 2020 sudah dinyatakan libur tetapi tetap saja pandemi merepotkan karena harus tes covid terlebih dahulu yang memakan waktu dan biaya juga.

Setelah melewati awal bulan yang cukup segar, Februari menutup bulannya dengan cukup menyedihkan. Untuk kedua kalinya banjir melanda rumah gue dan beberapa lokasi di Indonesia memang tidak separah Januari terlebih dahulu tapi rasa trauma yang gue alami belum sepenuhnya hilang dan dia kembali lagi. Cukup menyedihkan apalagi air banjir kembali masuk kedalam rumah gue dengan ketinggian air yang sedikit lebih rendah dibanding bulan lalu. Beruntungnya banjir kali ini cepat surut yang membuat gue cepat membersihkan rumah dan tidak sampai mengungsi. 

Maret (Awal Covid-19 dan Pertama Kalinya Temen Kampus Main Kerumah)

Untuk Maret mungkin kata yang tepat untuk memberi tahu bahwa ini adalah bulan Covid bagi Indonesia. Karena bulan inilah terdeteksi bahwa ada Warga Negara Indonesia yang terkena Covid. Bahkan dari pengumuman Covid pertama di Indonesia, peningkatan Covid langsung menanjak begitu cepat hingga pemerintah 2 minggu setelahnya merencanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan di akhir Maret, Jakarta melaksanakan PSBB untuk pertama kali. Tentunya ini membuyarkan semua rencana yang direncanakan oleh kita karena terhalang virus ini.

Bahkan perkuliahan gue dilaksanakan secara online atau daring. Sejujurnya awalnya gue senang dengan perkuliahan daring ini karena kapan lagi bisa kuliah tapi cuman di rumah baru pertama kali merasakan hal ini. Lama-kelamaan manusia memang jenuh juga, gue menyadari ada hal yang lebih ketika kita belajar langsung di tempat dibanding di rumah secara daring. Disana gue lebih memahami pelajaran dikarenakan minimnya distraksi tak seperti di rumah mungkin emang gue nya aja yang gampang ter distraksi sehingga tidak cocok. Pada akhirnya gue ingin kembali seperti normal kembali. 

Di hari ketika diumumnya covid pertama di Indonesia bertepatan sekali teman-teman kampus gue untuk main ke rumah gue yang ada di Bekasi. Suatu kesenangan dan kebanggaan sekali kedatangan temen kampus untuk datang jauh-jauh ke Bekasi. Yang dimana bisa dibilang jarak rumah ke kampus gue terbilang cukup jauh yaitu 30 Km. Padahal awalnya mereka hanya bercanda kepada gue akibat rumah gue yang kebanjiran pada akhir bulan lalu dan mereka berencana untuk main melihat kondisi rumah gue. Ternyata candaan mereka serius dan mereka pun datang ke rumah gue. Mohon maaf sekali teman-teman gue ketika ada sajian yang kurang semoga pada tidak kapok untuk main lagi kerumah gue.

April (Rencana Jalan-Jalan Gagal dan Covid di Bulan Ramadhan)

Seperti yang gue bilang di bulan sebelumnya, bahwa semua rencana banyak yang gagal akibat pandemi. Contohnya rencana jalan-jalan yang berkedok KKL(Kuliah Kerja Lapangan) ini gagal dilaksanakan akibat pandemi. Sebenarnya jika tidak ada pandemi gue sudah berangkat ke Yogyakarta (kalau tidak salah) untuk KKL dimana gue akan mengunjungi Perusahaan dan juga Universitas disana. Tentunya ini sangatlah menyedihkan akibat batal karena hanya dilaksanakan satu angkatan satu kali dan ternyata gagal. Bahkan gue sudah melunasi setengah dari pembayaran KKL yang nantinya duit pembayaran ini akan diganti setengahnya oleh pihak kampus. Sungguh teramat sayang sekali kegiatan ini bisa gagal dan gue gatau bakal ada penggantinya atau tidak.

Di bulan ini juga terdapat bulan suci Ramadhan untuk yang beragama islam. Sungguh ini pertama kalinya ramadhan yang terlihat sepi dikarenakan kita harus menjalankan PSBB sehingga tidak bisa keluar dan berkerumun. Yang paling menimbulkan perdebatan yang sedikit alot adalah masalah Terawih yang tidak dilaksanakan di masjid. Tetapi menimbang terawih itu sunnah dan bisa dilaksanakan di mana saja asal tempatnya suci memungkinkan untuk kita tidak ke masjid dan menjalankan solat Terawih di rumah saja. Tentu saja sepert perkuliahaan online, terawih di rumah sangat terasa berbeda. Tidak adanya feel atau vibes Ramadhan yang begitu kental di tahun ini karena semuanya berada di rumah dan tidak ber ramai ramai ke masjid seperti tahun lalu.

Mei (Lebaran di Rumah Saja)

Setelah melewati bulan Ramadhan akan tiba waktunya ke bulan dengan hari kemenangannya yaitu bulan Syawal yang ada di bulan Mei. Jujur ini mungkin adalah hari kemenangan atau lebaran yang paling sepi untuk bisa dibilang lebaran seperti biasannya. Biasanya sebelum menuju lebaran, jalanan akan ramai dengan manusia yang hendak bermudik ria ke kampung halamannya masing-masing. Tapi kali ini tidak karena seperti sebab yang sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Biasanya bertemu sanak saudara ketika momen lebaran ini akhirnya semua itu berubah dengan bertegur sapa lewat online. 

Ketika lebaran, warga di sekitar rumahku terlihat senang dengan lebaran walau terlihat dari matanya ingin pulang bertemu sanak saudaranya yang sudah lama tidak berjumpa. Sepertinya orang tuaku juga sama merindukan momen itu karena memang hanya datang setahun sekali. Tapi apadaya kita harus mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap dirumah saja dan memang lebaran kali ini tidak mendapat jatah liburan yang semestinya.

Juni (Mencoba Pola Hidup Sehat dan Hape Rusak)

Pandemi yang tidak kunjung berakhir sangat menyulitkan semua orang. Semuanya harus berkebiasaan baru demi menekan kenaikan virus ini. Di bulan ini gue mencoba pola hidup sehat dengan bangun pagi lalu lari pagi yang sebenarnya jarang sekali gue lakukan, yang biasanya gue tidur pagi bangun siang. Berjam-jam di depan layar laptop membuat mata memang sering lelah tapi memang itulah pekerjaanku. Mau mencoba pola hidup sehat seperti itu tetapi terkadang gue terlalu berlebihan dan sering memaksakan, pernah sewaktu-waktu karena jarang lari pagi dan waktu itu rutin setiap hari lari pagi dan berakhir dengan kram sepenuh hari.

Di bulan ini juga gue merasa kehilangan yaitu Handphone kesayangan gue mendadak rusak. Entah kenapa itu bisa terjadi, apakah gue salah waktu pengecasan atau bagaimana. Sampai-sampai hape tersebut tidak bisa di charge lagi bahkan ketika dinyalakan langsung akan mati dengan sendirinya. Jujur ini lumayan membuat gue sedih karena untuk menggantinya waktu itu bahkan sampai sekarang belum punya uang untuk menggantinya lagi yang baru. Terpaksa untuk kembali ke hape yang lama lagi. :)

Juli (Praktik Kerja Lapangan yang Work From Home)

Sudah masuk pertengahan tahun tetapi pandemi belum juga mereda di Indonesia. Tetapi negara ini sudah mengumumkan bahwa akan ada New Normal atau pelonggaran PSBB tetapi sepertinya negera ini belum siap tidak seperti negara lain. Terlepas daripada itu kewajiban gue sebagai mahasiswa tetap harus dijalankan apalagi gue sekarang sudah masuk semester 7 yang dimana semester ini ada kewajiban untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan atau biasa disingkat PKL dan bisa juga disebut Magang. Tentunya dikarenakan pandemi ini banyak perusahaan yang tidak membuka lowongan PKL. Bagaimana tidak mempekerjakan yang sekarang saja sudah susah apalagi harus menambah, banyak orang yang diputus kontrak otomatis kita semua bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Untung saja tidak lama dalam mencari PKL, akhirnya gue dan kawan-kawan gue karena PKL ini berkelompok memutuskan untuk mengambil lowongan PKL di kampus sendiri tepatnya di bagian TIK di kampus gue.

Proyek kami yaitu membangun Sistem Pendaftaran untuk suatu bagian di kampus yang lain. Kami sudah diwanti-wanti bahwa proyek ini akan berjalan lama maka dari itu kami harus siap menerima keadaan tersebut. Setelah berdiskusi panjang dengan teman-teman kami siap dengan resiko itu dan menerima pekerjaan tersebut.Proyek ini dikerjakan secara Work From Home atau dikerjakan dirumah. Jujur saja ketika pekerjaan dikerjakan dirumah suasana sangatlah tidak kondusif, tidak seperti bekerja ditempat. Akhrinya kami tetap harus menerima itu dan menjalankan proyek.

Agustus (Kakak Menikah dan Kuliah Online Lagi)

Bulan Agustus mungkin menjadi bulan kebahagiaan bagi keluarga kami. Karena Kakak gue akhirnya melaksanakan pernikahannya dengan orang yang dicintainya. Lagi dan lagi pandemi memang merusuhi semuanya. Pelaksanakan pernikahan ini tidak dirayakan seperti bagaimana semestinya atau tidak ada resepsi. Jadi pernikahan ini cuman dirayakan sebatas akad saja tidak ada perayaan yang berlebihan. Tentunya ada rasa kecewa tapi mau bagaimana lagi pada saat itu kita memang harus patuh terhadap keadaan. Puji syukur Allah, semuanya berjalan lancar tanpa ada kendala.

Di bulan ini juga gue sudah harus bersiap masuk ke semester yang baru didalam perkuliahan yang tetap dilaksanakan secara daring. Rasa jenuh memang sangat terasa apalagi sudah hampir beberapa bulan ini kuliah di rumah tanpa adanya suasana baru. Di bulan ini selain Kakak gue menikah dan gue masuk kuliah lagi tidak ada yang spesial lagi di bulan ini.

 September (Among Us)

Sama halnya dengan Agustus, September juga tidak banyak hal spesial yang gue ingat. Yang teringat gue di bulan ini hanyalah game yang saat itu meledak-ledaknya untuk dimainkan yaitu Among Us. Game yang rasanya kalian juga mainkan, game yang melatih argumentasi kita mau benar maupun salah. Kita bisa menjadi pemain normal atau Crewmate dan bisa juga menjadi pemain yang jahat yang di game disebut Impostor. Tujuan dari game ini ketika kita menjadi Crewmate yaitu menyelesaikan task atau tugas dan juga menebak siapa Impostor yang ada di tempat kita. Lain halnya dengan Impostor, dia tidak memiliki tugas dan kerja utama Impostor untuk memenangkan game yaitu membunuh semua Crewmate bagaimanapun caranya tanpa ketahuan. Tentunya game ini sangat mengasyikan jika dimainkan dengan teman apalagi game ini bisa berjalan di banyak platform jadinya sangat mudah untuk memainkan game  ini dimana saja dan kapan saja.

Oktober (Pelatihan Jaringan Komputer Menyambi Kuliah dan PKL)

Bulan Oktober bulan yang hectic atau sibuk banget. Dimana di bulan ini adalah pelaksanaan Pelatihan Jaringan Komputer yang gue daftar beberapa bulan lalu yang harus gue ikuti. Di satu sisi gue juga berkewajiban untuk berkuliah dan di salah satu mata kuliahnya harus mengerjakan suatu proyek setiap minggu membangun Aplikasi Mobile / Aplikasi yang ada di Smartphone khususnya Android. Ditambah lagi gue masih ada kewajiban PKL yaitu membuat Sistem pendaftaran yang berbasis Website. Benar-benar membikin kepala ini pecah karena disatu sisi gue belajar, satu sisinya gue belajar dan praktek dan satu lagi praktek. Ditambah lagi semua itu berbeda-beda materinya sehingga gue harus menyesuaikan tergantung kondisi.

Puji syukur Allah gue dapat kekuatan di dalam tubuh gue sehingga gue tidak tumbang maupun down. Gue dapat menyelesaikan semuanya dengan baik apalagi pelatihan yang ada ujiannya diakhir dan berakhir dengan lulus. Gue senang sekali mendapat kesempatan itu meskipun berarti gue menjalankan bulan yang berat dan terbukti itu sangatlah berat.

November (Akhir dari PKL dan Bulan Kelahiran)

Setelah pelatihan berakhir dan PKL sudah menuju akhir dari proyeknya membuat gue bisa bernafas lega. Akan tetapi ternyata tubuh gue merasa kelelahan dan disitulah gue merasa sangat sakit. Gue takut banget ini adalah gejala Covid, gue sampai ingin meminta ibu gue untuk menguji gue dengan uji covid. Tetapi gue berfikir ini adalah akibat dari kelelahan yang gue alami dan wajar bagi gue untuk sakit. Gue sakit selama seminggu lamanya dan untungnya setelah seminggu lagi pasca sakit gue sudah kembali normal seperti biasanya. Di bulan ini juga merupakan bulan kelahiran gue, tentunya gue tidak seperti dahulu yang ingin sekali di rayakan hari kelahiran gue. Kini gue telah berusia 18+, gue sudah harus bersikap dewasa dengan ini. Tetapi keluarga gue tetap memberikan kejutan untuk gue dan itu membuat gue merasa senang. Ditambah lagi ada salah satu teman gue yang memberikan kejutan yang sangat amat membuat gue terkejut dengan kejutannya gue sangat berterima kasih dengan itu. 

Desember (Nobar Series dan Fanboy untuk Menaikan Mood)

Sudah dipenghujung tahun tetapi pandemi masih belum mereda. Tetapi warga sepertinya sudah bosan dan lelah terhadap ini. Sudah banyak yang tidak lagi mengikuti protokol kesehatan seperti memakai masker. Gue juga sudah lupa kapan terakhir kali gue menonton berita Covid yang memberikan kabar berapa banyak yang terkena Covid di Indonesia. Bahkan gue sempat membuat bot di discord tentang hal tersebut.

Di akhir PKL, gue berkewajiban untuk membuat laporan untuk menuju sidang yang akan menentukan lulus atau tidaknya gue di mata kuliah ini. Jika tidak lulus maka gue harus melaksanakan PKL ulang semester depan dan itu cukup melelahkan. Maka dari itu gue harus fokus untuk membuat laporan dan persiapan sidang. Untuk menaikan mood gue dalam mengerjakan laporan, gue akhirnya menjadi fanboy di salah satu girl band kpop yaitu Twice :). Gue merasa lagu-lagu mereka sangat membuat gue semangat dalam mengerjakan laporan. Selain itu gue juga mengisi akhir pekan gue untuk Nobar (Nonton Bareng) Series bersama teman-teman gue untuk menyegarkan diri setelah berkegiatan. Untuk saat ini telah 2 Series yang telah terlewati yaitu: Sweet Home dan Strangers From Hell. Keduanya sangat direkomendasikan untuk kalian tonton.

Last But Not Least

Tahun 2020 memang banyak cerita yang membuat sedih karena pandemi akan tetapi itu adalah rintangan bagi kita dan bagaimana kita menyelesaikan rintangan tersebut. Gue tetap berdoa dan mengharapkan pandemi cepat berakhir dan kita beraktifitas seperti bagaimana semestinya lagi. Itulah cerita gue di tahun 2020 untuk nantinya gue bisa baca lagi di akhir tahun 2021 dan tahun tahun selanjutnya bagaimana gue bisa survive didalam keadaan berat ini. Untuk Dwiki di tahun 2021 semoga kamu bisa lebih baik dari gue di tahun 2020. Semoga bisa lulus kuliah tahun 2021. Wish you all the best Dwiki 2021. Mohon maaf jika ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan. Gue sangat berterima kasih untuk adanya masukan dan saran. Terima kasih sudah membaca. Semoga hari kalian menyenangkan. byee~


Beri dukungan untuk gue di:

 

 

 

 

 

 

  

Sebelumnya gue sangat berterima kasih karena kalian sudah mampir di tulisan ini. Gue sudah melewatkan beberapa hari untuk melanjutkan cerita gue untuk berkuliah di PTN. Alasannya karena gue masih berkuliah, tentunya gue masih dihadapkan dengan tugas dan uas yang membuat gue sangat sibuk akhir-akhir ini. Lalu gue sangat mempersilahkan untuk meninggalkan komentar yang berisi kritik dan saran. Gue sangat bersenang hati menerima itu semua karena merupakan ajang perbaiki diri gue dan tulisan gue tentunya. Tulisan ini merupakan lanjutan part ke-4 dari 3 cerita gue di tulisan sebelumnya yang bisa kalian baca terlebih dahulu di  part 1, part 2 dan part 3. Oke langsung saja melanjutkan cerita sebelumnya.
SBMPTN
Photo by Maxwell Nelson on Unsplash
 
Seperti yang sudah gue bilang pada tulisan sebelumnya, SBMPTN merupakan ujian masuk PTN terakhir gue yang akan gue lakukan. Karena ketika SBMPTN gue dinyatakan tidak lulus, gua akan mencari pekerjaan terlebih dahulu. Tentunya dikarena hal tersebut, gue akhirnya mempunyai semangat belajar untuk lulus di SBMPTN ini. Sebelumnya gue sangat bimbang dalam memilih pilihan gue kedepannya, berkat hal ini juga yang membuat gue mantap dalam memilih pilihan gue kedepannya seperti apa.

Tentunya disetiap ujian, kita harus menghadapi pendaftaran terlebih dahulu. Kalau gak salah biaya pendaftaran Rp.200.000,00. Gue pada saat itu mencari-cari cara agar gue terhindar dari pembiayaan tersebut tetapi masih ingin ikut ujiannya. Untungnya gue inget bahwa gue masih punya akun bidikmisi. Yang dimana kalau memakai akun bidikmisi dan mendaftar SBMPTN dengan status bidikmisi, maka akan dibebaskan biaya pendaftaran tersebut. Beruntung sekali sebenarnya gue mempunyai akun ini jadi gue tidak usah memusingkan lagi biaya pendaftaran.
Masalah Pemilihan Program Studi dan Universitas
Setelah selesai masalah pembayaran, gue langsung dihadapkan dengan pemilihan program studi dan universitas yang kita tuju. Jujur memang dari awal gue tidak fokus dalam memilih program studi yang memang gue ingini. Gue hanya mengandalkan intuisi dan keinginan hati gue. Sewaktu memilih gue juga bertanya kepada orang tua gue tentunya untuk program studi maupun Universitas mana yang gue tuju. Ibu gue orangnya simple, beliau tidak mau ambil ribet jadi beliau hanya menyarankan untuk mencari yang deket dan jurusan (program studi) yang kamu ahli dibidangnya. Beliau juga tidak memaksa gue untuk memilih jurusan yang dia ingini dan beliau tidak memaksa gue untuk berkuliah di Universitas ternama. Selanjutnya beliau berkata "Mamah lebih senang ketika kamu merasa senang kuliah di Universitas tersebut". Kata-kata itu sampai dapat melepas beban gue untuk menghadapi SBMPTN.

Akhirnya singkat cerita gue memilih Universitas yang ada di Jakarta dan satu lagi ada di Karawang. Jadi pada zaman gue tahun 2017, kita bisa memilih program studi sampai 3 pilihan. Dimana 2 pilihan pertama gue memilih di Universitas Jakarta dan sisanya gue memilih Universitas Karawang. Untuk pemilihan program studi tentunya jauh sebelum itu ada yang membuat gue terpengaruh untuk memilih program studi ini. Ketika gue telah mendapatkan hasil dari SNMPTN yang dimana gue tidak lulus pada saat itu, pilihan program studi gue dikomentari oleh Wali Kelas gue sendiri. Menurut beliau, pilihan yang gue ambil terlalu sama dengan jurusan di SMK gue yaitu Elektro. Beliau juga menambahkan apakah gue tidak bosan untuk mengambil pelajaran yang sama pada 4 tahun kedepan. Beliau sedikit mengejek jika gue mengambil pilihan program studi yang sama bahwa gue akan cepet bosan. Setelah mendengar komentar dari Wali Kelas gue, gue berfikiran untuk memilih program studi yang berbeda dengan SMK gue ajarkan. Karena memang betul, gue memang cepat merasa bosan.

Pilihan jurusan SMK yang sebenarnya dipilihkan oleh bapak gue, gue memang sudah terlihat bosan dan capek di jurusan ini. Bisa dibilang juga gue kurang memiliki bakat dibidang prakteknya seperti menyolder tetapi sepertinya gue kuat dibagian membuat rancangan elektro di komputer dan pemrogramannya Karena ada perbedaan bakat disitu gue memutuskan untuk berpindah haluan ke jurusan komputer dan meninggalkan dunia elektro. Meskipun komputer dan elektro mirip-mirip tetapi tetap ada perbedaan diantara keduanya. Yaa..kalau sama ngapain dibedain dong. Akhirnya di SBMPTN ditetapkan gue memilih program studi komputer di Universitas Jakarta dan Karawang. Karena masih ada sisa satu program studi, gue memakainya untuk program asal tetapi masih satu Universitas Jakarta. Yang dimana itu Statistika. Gue akuin gue aneh banget kenapa kepikiran program studi itu.
Penilaian SBMPTN
Gue merupakan salah satu calon SBMPTN yang sangat tidak memikirkan bagaimana peluang gue di program studi tersebut maupun menghitung kemungkinan nilai minimum program studi tersebut. Meskipun begitu gue sering melihat standar nilai yang dulu biasa disebut Passing Grade yang teman-teman SMK gue kumpulkan dari berbagai sumber. Tapi tentunya gue hanya sekedar cuman melihat dan cuman berkomentar "Wah Prodi (Program Studi) ini di Univ (Universitas) itu lumayan tinggi yah Passing Gradenya". Gue juga sebenarnya tidak terlalu mengerti banget tentang Passing Grade tersebut, kayaknya gue cuman sok asik aja hehe. Yang gue sedikit paham yaitu mengenai penilaian di SBMPTN. Pada zaman gue tahun 2017, Penilaiannya tuh seperti ini:
  • Jika jawaban benar, mendapatkan penambahan 4 poin.
  • Jika jawaban salah, mendapatkan pengurangan 1 poin.
  • Jika jawaban tidak dijawab atau kosong, maka tidak ada penambahan ataupun pengurangan poin.
Sistem penilaian ini cukup unik dan sedikit tricky (rumit). Gue baru merasakan ujian seperti ini untuk pertama kali dan ketika gue tahu sistem penilaian ini gue semakin excited. Seinget gue sistem penilaian seperti ini terakhir digunakan pada zaman gue, jadi pada tahun selanjutnya menggunakan sistem baru. Serius kalian harus mencoba sistem penilaian yang unik ini. Disisi lain kalian harus mendapatkan nilai tinggi tetapi disisi lain kalian harus memperhitungkan berapa persen dimana kalian salah. Disini letak dari seni penilaian unik tersebut. Kalian harus memikirkan matang-matang jawaban kalian sebelum kalian menyerahkan jawaban tersebut kepada petugas.
Hal-hal Sebelum Hari Ujian
Setelah memilih program studi dan konfirmasi pilihannya. Aturan yang dipakai SBMPTN zaman gue seperti ini "Peserta ujian yang memilih 2 (dua) program studi atau lebih, salah satu pilihan program studi tersebut harus dari PTN yang berada dalam satu wilayah tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan program studi yang lain dapat dari PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian. Peserta ujian yang hanya memilih 1 (satu) program studi, dapat memilih program studi di PTN manapun." Yang dimana ketika memilih 1 program studi saja di wilayah tersebut kita dapat mengikuti ujain di wilayah manapun. Sebaliknya ketika kita memilih 2 program studi atau lebih di wilayah yang sama maka kita diwajibkan untuk mengikuti tes di wilayah tersebut. Sebagai contoh, gue pada waktu itu  memilih 3 program studi yang berada di wilayah yang sama yaitu wilayah 1. Otomatis gue harus mengikuti ujian di wilayah 1 karena gue sudah mengikuti aturan yang 2 porgram studi atau lebih di wilayah yang sama. Karena rumah gue memang berada di wilayah 1, jadi itu sama sekali tidak berpengaruh banyak dengan gue. Lain halnya jika gue memilih semua program studinya di wilayah 2. Contohnya wilayah 2 itu UGM yang berada di Jogja, Gue harus mengikuti ujian di Jogja atau panlok yang berada di wilayah 2, meskipun rumah gue berbeda wilayah tetapi kita harus mengikuti wilayah tersebut untuk mengikuti ujian.

Lokasi ujian gue berada di Kota Bekasi, dimana lebih tepatnya yaitu SMA Muhammadiyah 9 Bekasi. Kita diperbolehkan untuk datang ke lokasi ujian tersebut minimal satu hari sebelum hari-H (hari ujian berlangsung). Ketika gue datang di lokasi yang telah ditentukan, ternyata tempat gue ujian bukan berada di SMAnya melainkan SMP yang berada di sebelahnya. Gue enggak tahu kenapa bisa begitu tapi seinget gue memang Sekolah tersebut menyatu SMP dan SMAnya. Beruntungnya, gue tidak sendirian (maksudnya memiliki teman) yang mendapati tempat lokasi ujian yang sama. Mulai dari teman SMK gue yang menjadi teman berangkat bareng untuk menuju lokasi ujian, ada juga teman-teman SMP gue yang sudah lama gue tidak bertemu jadi gue tidak merasa asing maupun kesepian disana.

Sebenarnya gue gak terlalu banyak latihan soal untuk persiapan gue dalam SBMPTN. Gue hanya membaca-baca soal SBMPTN yang lama dan tersebar di internet. Gue cuman membaca sedikit buku-buku SMA kakak gue yang dulu, tetapi gue sangat tidak paham materinya. Jadinya gue menghabiskan waktu dengan rileks dan tetap tenang untuk menghadapi ujian. Bahkan ketika malamnya sebelum ujian gue diajak untuk menginap di rumah temen gua karena temen gue ini lagi sendirian di rumah. Akhirnya malam sebelum SBMPTN gue dihabiskan untuk bermain Game dan menonton film hehe. Saat itu kalau tidak salah ada 5-6 orang yang menginap di rumah teman gue tersebut. Ada seorang yang sama seperti gue yang akan mengikuti SBMPTN. Tetapi dia sangat santai karena mendapatkan waktu ujian siang karena dia mengambil jenis SOSHUM sementara gue harus datang pagi karena mengambil jenis SAINTEK. Teman-teman gue yang lain juga kaget mendengar gue besok pagi akan ujian, tetapi gue menjelaskan bahwa SBMPTN ini tidak gue jadikan beban gue melainkan hanya percobaan gue untuk masuk PTN. Alhasil gue bergadang dan menginap di rumah teman gue ini.

Ketika masjid didekat rumah teman gue ini sudah mengumandangkan azan shubuh, gue bangun dan persiapan sholat shubuh sekalian persiapan untuk kembali ke rumah. Jarak antara rumah teman gue dan rumah teman gue cukup jauh ada sepertinya 1-2 km yang dimana gue cuman menempuh 7-10 menit untuk kerumah tetapi karena jalanan masih sepi mungkin hanya 5 menit. Karena jaraknya lumayan, gue selesai sholat shubuh langsung bergegas pulang dan sesampainya gue langsung mandi. Sehabis itu mempersiapkan untuk berangkat ujian. Tidak lupa juga berdoa dan meminta doa restu dari kedua orang tua gue. Dan gue pun berjalan mengendarai motor ke tempat lokasi ujian.
Last But Not Least
Sepertinya sebelum-sebelumnya, cerita ini bakalan gue penggal atau berhenti sampai sini terlebih dahulu. Part yang berikutnya merupakan seri terakhir dari perjalanan gue untuk masuk di PTN. Bagi yang sudah membaca mungkin merasa sudah akan terspoiler bahwa akan Happy Ending. Meski begitu banyak hal yang lumayan seru bagi gue pribadi untuk diceritakan di part terakhir nanti. Jadi sekian dari gue. Semoga hari kalian menyenangkan. byee~
 
Sebelumnya gue sangat berterima kasih karena kalian sudah mampir di tulisan ini. Gue sangat mempersilahkan untuk meninggalkan komen yang berisi kritik dan saran. Gue sangat bersenang hati menerima itu semua karena merupakan ajang perbaiki diri gue dan tulisan gue tentunya. Tulisan ini merupakan lanjutan part ke-3 dari 2 cerita gue di tulisan sebelumnya yang bisa kalian baca terlebih dahulu di  part 1 dan part 2. Oke langsung saja melanjutkan cerita sebelumnya.

Photo by Matese Fields on Unsplash

Hasil SNMPTN
Setelah selesai mendaftar SNMPTN yang menurut gue proses pendaftaran paling gampang. Karena sekolah yang mendaftarkan nilai-nilai rapor kita, kita hanya memilih program studi apa yang kita tuju. Lalu tinggal duduk manis menunggu hasil kelulusan SNMPTN keluar. Di tulisan part 2 kemarin gue telah Spoiler bahwa teman gue ada yang lulus SNMPTN, lalu apakah gue mengikuti jejak mereka ?. Jawabannya adalah tidak. Kalian gak salah baca, gue tidak lulus SNMPTN pada tahun 2017. Mungkin karena gue tidak pertimbangkan pilihan gue dan juga asal, jadinya peluang gue sangatlah tipis. Sayangnya gue lupa untuk mengabadikan momen ketidak lulusan gue. Kira-kira tampilan website ketika tidak lulus di zaman gue yaitu tahun 2017 seperti ini.

Sumber dari e-sbmptn

Jika tidak lulus akan ada warna merah yang menyala-nyala. Sementara kalau lulus akan ada warna hijau yang sangat berseri ditambah dengan adanya bar code yang gue gatau fungsinya apa. Karena gue gak lulus hiyaa.

Sumber dari mas-sarjino

Walaupun tidak lulus gue sangat tidak teramat sedih karena gue sadar akan kemampuan gue. Lagian memang prinsip gue dari awal yaitu "Masuk syukur alhamdulillah, gak masuk ya gapapa bekerja" itu sangat melekat di diri gue. Gak ada tekanan untuk gue kuliah karena gue punya opsi lain yaitu bekerja. Dan juga masih ada ujian masuk lainnya yang bisa gue coba.
Masih Ada Ujian Lainnya
Ujian masuk lainnya selain SNMPTN yaitu ada SBMPTN, Ujian Mandiri, PMDK-PN, Ujian Kedinasan dan SPAN PTKIN yang bisa gue coba pada zaman gue. Akan gue bahas satu persatu ujian tersebut terkecuali SPAN PTKIN. Gue bahas sedikit aja di SPAN PTKIN (Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) yang dimana sistem yang dipakai mirip dengan SNMPTN. Perbedaannya jika di SPAN PTKIN hanya untuk mendaftar di PTN yang berhubungan dengan Keagamaan Islam. Tujuannya mungkin untuk mempermudah siswa yang berada di Madrasah maupun Pesantern untuk masuk ke PTN dengan tentunya harus ada prestasinya. Gue yang tingkat keagamaannya cukup rendah jadinya gue enggan untuk mengikutinya. Lagipula gue tidak tertarik mengikuti seleksinya biarkan porsi tersebut untuk anak-anak yang berada di madrasah dan di pesantren.
PMDK-PN
PMDK-PN (Penelusuran Minat Dan Kemampuan Politeknik Negeri) yang sekarang sudah berganti nama dengan SNMPN (Seleksi Nasional Masuk Politeknik Negeri). Sama seperti SNMPTN, PMDK-PN juga menyeleksi calon mahasiswanya dengan cara menilai rapor kalian. Bedanya di PMDK-PN hanya khusus untuk tujuan ke Politeknik Negeri di Indonesia.

Pengalaman PMDK-PN gue gak terlalu banyak mengingatnya. Soalnya waktu itu pendaftaran PMDK-PN baru gue ketahui ketika sudah masa terakhir pendaftaran. Dari situ mulai kepepet tuh untuk mengurusi pendaftaran dan segala macem dokumen yang harus diurus. Awalnya gue begitu excited untuk menunggu pendaftaran PMDK-PN ini. Tapi akibat kesalahan gue karena tidak mencari informasi yang lebih mendalam masalah pendaftaran gue jadi agak terlambat dan gue sesali betul. Karena waktunya mepet dan harus gece (gerak cepet) menyelesaikan semua persyaratannya, akhirnya gue menyerah dan tidak menerusi PMDK-PN ini. Padahal gue sudah mendaftar untuk jurusan Elektronika di PNJ (Politeknik Negeri Jakarta). Pilihan tersebut juga tidak gue pertimbangkan gue asal saja yang sangat gue sesali sampai sekarang.

Politeknik dan SMK sangat erat kaitannya. Yang dimana bisa dibilang SMA masuk ke Universitas sementara SMK masuk ke Politeknik. Di PMDK-PN juga sama seperti SNMPTN dimana jurusan yang dipilih harus sesuai dengan jurusan yang kalian tempuh disemasa SMA / SMK kalian. Tentunya ini bertujuan untuk mereka bisa menilai apakah kalian layak berada di jurusan / program studi tersebut. Singkat cerita temen gue berhasil mengejar waktu dan berhasil masuk ke jurusan yang dia mau lewat jalur ujian ini. Sungguh dia benar-benar komitmen banget beda sama gue.
Diceramahi Guru BK
Setelah kegagalan di 2 Ujian masuk sebelumnya niat gue untuk berkuliah semakin lama semakin turun. Sepertinya gue semakin lama semakin acuh tak acuh dengan informasi ujian masuk PTN ataupun yang swasta sekalipun. Sampai-sampai gue ditegur oleh guru BK karena gue sudah tidak semangat lagi untuk berkuliah. Pertamanya beliau menanyakan soal bidikmisi gue apakah sudah dipakai dengan baik akunnya. Karena di akun tersebut kalian bisa mendaftar Ujian Masuk PTN secara gratis kalo gasalah. Gue jawab dengan sedikit ragu-ragu yang sebenarnya gue sudah memakai akun itu untuk SNMPTN, PMDK-PN dan akan berencana memakainya lagi di SBMPTN. Karena gue menjawab dengan ragu-ragu dan intonasi yang pelan mungkin beliau tahu isi hati / pikiran gue sehingga dia berkata "Kamu Masih Niat Kuliah Gak Sih ?". Sontak gue terkaget dan hanya membalasnya dengan senyum yang sedikit memberikan tertawa kecil. Lalu gue membalasnya dengan "Pastinya pak saya masih niat!". Tentu jawaban ini sangat teramat lain dengan apa yang ada di hati gue.

Pertanyaan tersebut sangat menusuk jiwa dan pikiran gue. Sesampainya gue dirumah, gue merenungi pertanyaannya tersebut. "Apakah yang gue lakukan ini sudah benar ? Apakah yang gue lakukan ini salah besar ? Apakah gue harus lanjut ? Apakah gue harus berhenti ?". Itu semua saling beradu di pikiran gue. Gue waktu itu sama sekali tidak menceritakan curatan hati gue kepada orang tua gue. Gue merasa pada saat itu gue masih bisa untuk menghadapi kesulitan ini sendiri. Tapi gue sadar sekarang bahwa sebenarnya gue hanya mencoba terlihat kuat padahal gue sangat rapuh. Seharusnya gue menceritakan permasalahan gue ke orang tua agar mendapatkan pencerahan atas masalah gue. Seminggu kalau gak salah gue merenungi itu semua dan sebenarnya bisa lebih cepat jika gue cerita. Tapi gue bodoh pada waktu itu.
Semangat Baru
Selanjutnya gue berkomitmen bahwa SBMPTN adalah ujian masuk terakhir gue. Kenapa akan menjadi ujian masuk terakhir gue ?. Karena gue gak mau ngebebanin orang tua gue untuk membayar ujian masuk kuliah yang harganya lumayan mahal buat gue. Padahal sebenarnya receh biasanya cuman 300 ribu ataupun paling mahal yang gue tau 500 ribu, gue bisa mengikuti ujian masuk mandiri di PTN ataupun swasta sekalipun. Gue merasa kalau gue bayar tetapi guenya tidak semangat mengikutinya rasanya akan sia-sia. Meskipun orang tua gue ternyata mampu membayar pendaftaran ujian masuk tetapi dengan guenya yang begini gue ngerasa itu hanya menyia-nyiakan perjuangan orang tua gue. Gue gak mau itu akhirnya gue berkomitmen untuk menjadikan SBMPTN ini menjadi ujian terakhir gue sebelum akhirnya gue memutuskan untuk bekerja walaupun harus menunggu umur gue 18 tahun.

Sebenarnya sangat lama untuk menunggu umur gue 18 tahun. Tetapi gue gak punya pilihan yang lain atau gue gak tau pilihan yang lain yang harus gue pilih apa. Ini menjadi semangat baru gue dimana gue harus berusaha di ujian masuk SBMPTN ini. Gue harus bisa mendapatkan nilai yang maksimal agar peluang gue masuk terbuka lebar. Gue juga menghindari guru BK ataupun guru yang lainnya agar tidak mendapatkan distraksi soal ke labilan gue yang dulu. Distraksi disini maksudnya ditanya-tanya kedepannya gimana ataupun semacamnya karena gue sudah sangat pusing memikirkannya.
Last But Not Least
Sepertinya sebelum-sebelumnya, cerita ini bakalan gue penggal atau berhenti sampai sini terlebih dahulu. Untuk mengetahui kelanjutan cerita perjuangan SBMPTN gue, akan gue lanjutkan ceritanya pada tulisan yang lainnya karena sudah terlihat panjang gue menulis. Agar enak membacanya kita istirahat dulu dan lanjut ke part 4 nya kalau sudah selesai istirahat. Mungkin nanti akan ada 2 part terakhir lagi yang akan menutup kisah gue disini. Sekian dari gue. Semoga hari kalian menyenangkan. byee~
Sebelumnya gue sangat berterima kasih karena kalian sudah mampir di tulisan ini. Gue sangat mempersilahkan untuk meninggalkan komen yang berisi kritik dan saran. Gue sangat bersenang hati menerima itu semua karena merupakan ajang perbaiki diri gue dan tulisan gue tentunya. Tulisan ini merupakan lanjutan part ke 2 dari cerita gue di tulisan sebelumnya yang bisa kalian baca terlebih dahulu disini. Oke langsung saja melanjutkan cerita sebelumnya.

Photo by Scott Webb on Unsplash

Bantuan Untuk Kuliah
Di tengah kegalauan gue untuk berkuliah atau tidak, ada sesuatu hal yang ingin gue coba. Sesuatu hal tersebut adalah mencari beasiswa. Tentu ini menjadi prioritas gue ketika gue tidak mampu untuk membiayai kuliah gue nanti. Salah satu beasiswa yang gue tau adalah beasiswa Bidikmisi. Bidikmisi adalah suatu bantuan perkuliahan dari pemerintah pusat untuk  calon mahasiswa yang kurang mampu dan berprestasi tentunya. Meskipun banyak gosip dan ada fakta juga yang beredar bahwa penerima Bidikmisi banyak yang sebenernya tidak layak. Tetapi gue selalu berfikir karena gue memang layak untuk menerima Bidikmisi.

Untuk sebagai awalan pendaftaran calon Bidikmisi, pertama kali yang harus dilakukan yaitu : Lapor ke sekolah untuk mendaftarkan dirinya ke website Bidikmisi agar mendapatkan akun calon Bidikmisi. Pada waktu itu gue tidak berlama-lama untuk berfikir langsung menemui guru BK di sekolah gue untuk mengurusi akun Bidikmisi tersebut. Kenapa harus guru BK ? karena beliau yang mengurusi siswa-siswa yang ingin lanjut untuk kuliah jadinya gue menemui beliau. Ketika gue menemui beliau gue bisa bilang dia sedikit excited karena di angkatan gue, baru gue yang mau mendaftarkan diri ke Bidikmisi. Beliau bilang bahwa ada banyak siswa yang ingin kuliah tetapi terbentur dengan perekonomian seperti gue. Yang akhirnya mereka tidak memilih untuk berkuliah dan memilih yang lain. Baru gue pertama kali yang seniat itu yang membuat dia sedikit excited. Tapi ini menurut gue ya gak tau beliau excited atau enggak.
Lumayan Lelah Mengurus Persyaratan
Mengurus persyaratan-persyaratan yang diminta untuk calon bidikmisi itu bisa dibilang susah-susah gampang. Gampangnya karena mengurusnya sudah online jadinya tinggal gue scan-scan aja dokumen-dokumen yang diperlukan. Susahnya banyaknya persyaratan membuat kita harus menggunakan effort lebih untuk mengurusnya. Waktu sangat banyak terbuang disini karena gak semua bisa kita urus dengan cepat. Mungkin ini merupakan salah satu dari lainnya alasan orang untuk tidak mendaftarkan diri ke Bidikmisi dikarenakan banyak surat-surat persyaratan yang harus dipenuhi. Gue dulu sering sekali ditegor oleh guru BK karena lama mengurus persyaratannya. Terkadang gue lupa dan terkadang gue juga males karena ada yang gue harus fikirin saat itu yang berhubungan dengan Ujian Kompetensi di sekolah gue. Buat yang belum tahu Ujian Kompetensi dulu merupakan salah satu syarat kelulusan SMK karena disini diuji seberapa mahir kalian di jurusan yang kalian tekuni di SMK. Ujian Kompetensi biasanya berbentuk praktek meskipun tidak menutup kemungkinan ada juga yang teori. Dikarenakan praktek biasanya Ujian Kompetensi ini berlangsung lebih dari 1 hari. Gue waktu itu juga sibuk memfikirkan Ujian Kompetensi sekaligus mengurus dokumen Bidikmisi yang membuat fokus gue terpecah. Untuk kisah gue di Ujian Kompetensi, sebenarnya ada cerita yang menarik tapi akan gue bahas di tulisan yang terpisah. Terlepas dari kelelahan itu semua, pada akhirnya gue menyelesaikan keduanya.
SNMPTN
SNMPTN merupakan ujian masuk awal untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri. Tapi itu merupakan waktu gue dahulu, gue gak tahu kalau nantinya akan berubah sesuai kebijakan dari pihak dikti. SNMPTN ini unik dimana kita bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri dengan hanya nilai rapor. Mangkanya dari sekarang jikalau kalian yang masih mengenyam pendidikan SMA, disarankan banget untuk memperbaiki nilai rapor kalian agar mudah untuk lulus SNMPTN. Tentunya mendengar ujian masuknya hanya berdasarkan rapor sangat excited karena gue rada pede dengan nilai rapor gue di SMK yang bisa dibilang bagus. Sombong lagi hehe.

Tapi sejujurnya gue engga terlalu sepede itu. Karena setelah gue pikir-pikir ulang bahwa materi SMK dan SMA itu beda, seperti yang telah gue jelasin di awal. Ditambah lagi ketika kalian membuka website resmi SNMPTN dan membuka daftar program studi dari setiap Perguruan Tinggi Negeri, disana akan terpampang informasi mengenai jurusan apa saja yang dapat dipilih di program studi tersebut. Spoiler buat yang belum tahu, SMK itu sangat terbatas dalam pemilihan program studi. Hanya jurusan yang relevan sama program studi tersebut yang dapat kalian pilih di SNMPTN. Jurusan yang relevan itu apa sih ?. Kalian harus tahu di SMK itu juga ada yang namanya penjurusan seperti SMA. Di SMK penjurusannya itu lebih banyak dibanding SMA yang kemungkinan cuman IPA, IPS dan ada yang beberapa memiliki jurusan Bahasa. Misalkan kamu adalah anak SMK dengan Jurusan Teknik Mesin , berarti di SNMPTN kamu harus memilih program studi Teknik Mesin maupun yang relevan contohnya mungkin Teknik Otomotif. Setau gue bisa sih milih program studi tersebut asalkan program tersebut ada embel-embel Jurusan yang relevan, tetapi peluang untuk kalian masuk di jurusan yang tidak relevan itu bisa dibilang Nihil.

Sistem tersebut sangat menekan siswa SMK untuk memilih jurusan yang dia ingini sebenarnya. Karena menurut gue harus adanya kebebasan dalam pemilihan jurusan ketika di Perguruan Tinggi tetapi di SNMPTN dilarang. Gue paham jika ada pembatasan tersebut karena kan ini seleksi rapornya, dia melampirkan rapor yang sangat tidak sesuai dengan kriteria di program studi tersebut jadinya apa yang harus dinilai. Jika dapat memilih apapun itu lebih sangat bagus di sisi lain akan menyulitkan pihak penyeleksiannya. Kemungkinan ini tidak bisa terlaksana karena materi SMK yang tidak sebanding dengan materi SMA menjadikan SMK sering di nomor dua kan untuk hal seperti ini. Fyi (For Your Information) di UI (Universitas Indonesia) sampai saat penulisan ini ditulis semua program studinya gak menerima pelamar SNMPTN dari SMK. Meskipun ada program studi teknik yang harusnya UI membuka jalan untuk jurusan SMK yang relevan tetapi UI tidak mengizinkannya juga. Miris hehe~
Memilih Tanpa Pertimbangan
Pilihan gue saat SNMPTN seinget gue yaitu Teknik Elektro di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) dan Teknologi Pendidikan di UPI juga. Sebenarnya ada 3 pilihan waktu itu, tetapi gue rada lupa pilihan yang ke-3 nya. Untuk pilihan pertama masih sesuai dengan jurusan gue di SMK yaitu elektro tetapi pilihan sisanya sungguh gue asal seasal-asalnya. Tempat yang gue pilih aja gue asal yaitu UPI. Gue ketika mendaftar gatau apa-apa tentang UPI tapi asal daftar aja karena menurut gue UPI itu bagus aja. Sungguh tidak adanya pertimbangan diterima atau tidaknya, maupun mengecek akreditasi apalagi mengecek alumninya sudah kemana saja. Pilihan yang gue pilih cukup atas dasar intuisi gue saja hehe.

Ini semua terjadi karena gue melihat sistem yang gue telah bahas diatas tadi. Itu membuat gue istilahnya "Masuk ya alhamdulillah, gak masuk ya gapapa" seperti prinsip gue di tulisan sebelumnya yang udah gue jelasin. Akhirnya gue memilih dengan asal dan tidak mengharapkan dengan sungguh kalau akan masuk. Meskipun begitu harapan gue untuk masuk tetap ada ya walaupun rendah. Sebenarnya setelah kalian melihat peta sebaran siswa di program studi itu jurusannya apa saja, kalian bisa menimbang apakah kalian mempunyai peluang untuk masuk. Ditambah lagi dengan Zonasi yang bisa kalian pertimbangkan untuk memilih Perguruan Tinggi yang satu provinsi dengan kalian. Di zaman gue banyak yang diterima kuliah melewati jalur SNMPTN dari kampus UNSIKA (Universitas Singaperbangsa Karawang) teman gue 2 orang atau lebih lolos disitu. UNSIKA karena berada di Jawa Barat akan memprioritaskan siswa seprovinsinya dan tentunya sekolah gue yang berada di provinsi jawa barat meskipun SMK akan diprioritaskan lebih.
Last But Not Least
Sepertinya cerita ini bakalan gue penggal atau berhenti sampai sini terlebih dahulu. Untuk mengetahui apakah gue lulus SNMPTN atau tidak, akan gue lanjutkan ceritanya pada tulisan yang lainnya karena sudah terlihat panjang gue menulis. Agar enak membacanya kita istirahat dulu dan lanjut ke part 3 nya kalau sudah selesai istirahat. Sekian dari gue. Semoga hari kalian menyenangkan. byee~
Lulusan SMK ketika lulus identik sekali dengan cepat dapet kerjanya. Walaupun banyak proses menunggu dan mengirim surat kesana kemari, tak bisa dipungkiri bahwa perekrutan karyawan kontrak di kebanyakan PT itu memilih lulusan SMK. Walau di blog gue kemarin-kemarin memberi tahu bahwa jenjang pendidikan dengan angka pengangguran di Indonesia itu SMK. Masih banyak perekrutan bagi lulusan SMK walaupun lulusan SMK jauh lebih banyak.  Meski begitu banyak juga yang tidak langsung bekerja malah ikut pendaftaran untuk melanjutkan pendidikan lanjutan. Sama seperti gue. Alhamdulillah, gue sekarang sudah menjalani 3 tahun masa pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri untuk mengejar gelar sarjana. Tinggal setahun lagi waktu bagi gue jika tepat waktu untuk lulus dan mendapatkan gelar tersebut. Tak terasa sudah banyak tahun yang terlewati padahal gue masih berasa kalau baru lulus. Memori SMK gue juga masih sedikit gue ingat walaupun banyak hal yang sudah gue terlupa. Disini gue akan menceritakan perjalanan gue untuk masuk di Perguruan Tinggi Negeri.

Photo by bantersnaps on Unsplash

Jauh Sebelum Ujian Masuk
Sebelum masuk dalam perjuangan ujian masuk, gue akan membahas dulu apa tujuan gue berkuliah dan mengapa gue memilih untuk berkuliah dan tidak bekerja terlebih dahulu. Sebenernya jawabannya simple yaitu Umur. Ketika gue lulus SMK gue baru berusia 17 tahun, yang dimana umur tersebut belum mencukupi standar untuk bekerja di Indonesia yang mengharuskan minimal 18 tahun untuk bekerja. Gue udah sadar hal seperti ini dari gue kelas 11 / tingkat 2 SMK. Gue tersadar ketika guru gue menyarankan gue untuk kuliah terlebih dahulu.
Sadar Bahwa Umur Belum Cukup
Suatu hari di kelas 11, guru kimia gue menanyakan tentang planning atau tujuan gue kedepan setelah gue lulus. Gue sebelum mengetahui peraturan yang dimana umur  17 tahun belum boleh untuk bekerja, tentunya gue dengan cepat menjawab untuk langsung bekerja. Kita realistis saja lulusan SMK banyak diminati PT untuk menjadi karyawan kontrak dengan begitu gue bisa mendapatkan uang dan membantu perekonomian orang tua gue. Tetapi beliau (guru kimia gue) sangat menyayangkan gue untuk langsung bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan terlebih dahulu. Karena menurut beliau gue cukup cerdas dan bisa melanjuti pendidikan untuk menambah lagi ilmu yang gue dapet. By the way beliau ngomong seperti itu karena melihat gue ranking satu di kelas, Sombong dikit hahaha.

Beliau sangat menyarankan gue untuk melanjutkan kuliah terlebih dahulu dengan menambahkan bahwa fisik gue kurang untuk kerja di PT. Karena fisik gue kurus kecil huhu. Tetapi dengan dua alasan tersebut masih belum menggoyahkan komitmen gue untuk bekerja terlebih dahulu. Hingga pada akhir sesi beliau, beliau menanyakan umur gue pada waktu itu. Tentunya gue jawab dengan jujur masa gue bohong. Setelah itu beliau mengestimasi berapa umur gue ketika gue lulus dan ternyata gue lulus SMK dengan umur 17 tahun. Beliau langsung memberi tahu gue persoalan minimal umur dalam bekerja. Disitu gue sontak terkaget karena gue baru tau akan hal tersebut. Sepulang sekolah gue menanyakan kepada kedua orang tua gue dan memang benar aturan itu memang benar adanya. Dari situ keinginan gue untuk bekerja terlebih dahulu sedikit goyah dan mulai berfikir untuk melanjutkan kuliah dengan rasa galau dalam memilih.
Planning untuk mencoba ujian masuk PTN
Momen kegalauan gue berlanjut sampai kelas selanjutnya kelas 12 / tingkat 3 SMK. Makin galau ketika waktu untuk gue menentukan kemana tujuan gue kuliah atau bekerja, yang harus di beri tahu ke sekolah agar sekolah dapat memberikan fasilitas yang berbeda kepada tujuan masing-masing siswa. Di sekolah gue terdapat 3 tujuan yaitu bekerja, berkuliah dan magang ke Jepang. Awalnya gue tertarik juga untuk magang ke Jepang yang dimana pelajaran bahasa Jepang sudah gue pelajari dari tingkat SMP sampai SMK walaupun hasilnya kurang memuaskan. Tetapi mata gue sudah minus yang mengakibatkan gue harus menggugurkan niat gue untuk magang ke Jepang, karena mereka meminta untuk mata yang tidak minus di salah satu  persyaratannya. Alhasil tinggal 2 pilihan antara berkerja dan berkuliah.

Dengan menimbang-nimbang pilihan tersebut gue berfikiran bahwa gue harus mencoba ujian masuk kuliah dulu untuk menunggu umur gue bekerja. Apalagi gue harus mencoba SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang harus gue coba karena itu sekali seumur hidup. Prinsip gue seperti ini "Kalau masuk, syukur Alhamdulillah. Kalau tidak masuk, ya bekerja". Dengan prinsip tersebut akhirnya gue memutuskan untuk berkuliah dalam tujuan yang gue kirim ke sekolah dan masuklah gue di kelas kuliah yang isinya siswa yang bertujuan untuk berkuliah. Sementara kalau bertujuan bekerja ada kelas kerja yang isinya siswa yang beterjuan untuk bekerja.
Kelas Khusus Bertujuan Kuliah
Di SMK gue, perbandingan antara berkuliah dan bekerja itu 1/3 nya. Kelas kuliah mendapatkan 2 kelas sementara kelas kerja mendapatkan 6 kelas. Dan ada lagi kelas magang ke Jepang yang mendapatkan 1 kelas walaupun isinya sangat sedikit yang bisa dibilang hanya setengah kelas. Ini  tentunya tidak mengherankan karena SMK memang notabane nya memang untuk bekerja. Kelas kuliah sesuai namanya ya kelas khusus dengan tujuan untuk berkuliah. Di kelas tersebut gue diajari bukan hanya cara untuk masuk dan materi-materi ujian yang di ujiankan, tetapi juga pola kehidupan mahasiswa dan banyak hal lain yang gue pelajari. Meskipun begitu, gue yang dari awal hanya tertarik untuk mengikuti ujiannya saja tanpa mau belajar sekalipun membuat gue sangat malas untuk mengikuti kelas khusus ini. Seringkali gue keluar kelas karena gue malas belajar materi yang gue tidak di ajari sebelumnya..

Perbedaan yang sangat mencolok di SMK dan di SMA salah satunya yaitu materinya yang sangat jauh perbandingannya. Materi SMK sangatlah mudah untuk dipahami anak SMA sementara kalau dibalik materi SMA sangat sulit untuk dipahami anak SMK. Gue harus paham materi tersebut dalam waktu 2-3 bulan menuju ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri. Tentunya gak heran dalam kondisi ini banyak teman sekelas gue di kelas kuliah untuk mengambil les di luar sekolah. Gila sih mereka sudah belajar full dari jam 8 pagi sampai jam 3 siang masih ngambil les lagi malemnya memang no life. Adalagi yang membeli les online bisa dibilang Zenius yang gue akuin materinya lengkap dan worth it banget sih walaupun rada mahal. Sementara temen-temen gue les dan ada juga yang beli zenius ataupun itu gue sangat minim banget dalam hal persiapan. Bukannya gue meremehkan dan sombong akan kemampuan gue, tetapi gue gak terlalu memaksa diri untuk berkuliah. Karena gue mengetahui bahwa orang tua dengan ekonomi yang sedang tidak bagus dikarenakan suatu hal. Yang artinya sebenarnya gue tidak cukup mampu untuk lanjut berkuliah karena ekonomi yang tidak memungkinkan. Dari sini gue galau lagi, sepertinya gue salah memilih berkuliah dan seharusnya gue berkerja.
Last But Not Least
Sepertinya cerita ini bakalan gue penggal atau berhenti sampai sini terlebih dahulu. Akan gue lanjutkan ceritanya pada tulisan yang lainnya karena sudah terlihat panjang gue menulis. Agar enak membacanya kita istirahat dulu dan lanjut ke part 2 nya ada disini. Sekian dari gue. Semoga hari kalian menyenangkan. byee~
Senangnya hati ketika diri ini berada di posisi yang pertama. Apalagi kalau untuk mencapainya itu membutuhkan proses yang panjang dan melelahkan. Pastinya ada kebangaan tersendiri ketika sudah mencapai prestasi tersebut. Dibalik semua kebahagiaan tersebut pasti ada aja kejelekan yang bisa diorek-orek. Salah satunya ketika kita di tanya mendapatkan peringkat / ranking ke berapa. Tentunya kita pasti menjawab dengan bangga dan jujur bahwa kita mendapatkan posisi pertama. Tetapi rasa bangga itu akan menjadi rasa yang ngga enak, karena seperti terlihat Sombong padahal memang itu kenyataannya.

Photo by Twitter: @jankolario on Unsplash

Ada yang Bertanya, Malah diJudge Sombong
Mungkin ini sering terjadi ketika orang terutama mendapat ranking pertama, ada yang bertanya seperti ini "Semester ini dapet ranking berapa ?". Ketika kita menjawab dengan jujur bahwa mendapat posisi pertama, ada aja yang bakal bilang "Sombong Amat!" dengan gaya-gaya Mandra di Si Doel Anak Sekolahan. Meskipun mungkin mereka hanya bercanda tapi kenapa peringkat pertama itu bisa dibilang sombong. Kalau masih ditanya orang mengenai ranking sih masih dibilang belum sombong. Tapi bagaimana kalau kita yang memberitahu ke orang-orang kalau kita ranking pertama. Haha ini baru bisa dibilang sombong meskipun memang kenyataannya benar tapi ya tapi ah sudahlah mendingan diem saja.
Merendah Untuk Meroket
Jika kita diam saja ketika ditanya ataupun tidak memberitahu ranking kita apalagi merendahkan ranking kita, bakalan ada yang bilang "Merendah untuk Meroket". Tingkatan merendah untuk meroket ini kira-kira hampir sama lah dengan sombong, bahkan ini lebih parah sih sampe bohong-bohong merendahkan rankingnya yang tujuannya untuk meroketnya namanya. Tak patut tak patut.
Stay Cool You're The First
Gara-gara semua ini, memang paling benar yang dilakukan adalah Stay Cool and Keep Calm. Jika ditanya jawab saja jujur karena memang risiko peringkat pertama memang seperti itu. Banyak yang iri hehe. Tetap rendah hati karena mempertahankan sesuatu itu gak mudah, Contohnya Hubungan dia sama kamu haha. Mengejar menjadi ranking pertama itu gampang yang susah nantinya mempertahnkannya.
Last But Not Least
Terakhir pesan dari gue, Bantu temen-temen yang kesusahan apalagi kalau kamu bisa membantunya, karena gak ada salahnya kamu membantu temanmu ketika dia susah. Jika dia malah menjadi yang pertama di kemudian hari harusnya kamu bangga karena temanmu bisa seperti itu gara-gara bantuanmu. Dan juga yang terakhir tetaplah rendah hati kesemua orang. Sekian dari gue. Semoga hari kalian menyenangkan. byee~
Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR

Follow us

Categories

Anime Film Game Ilmu Komputer Kehidupan Kuliah Tv Series

Advertisement

About Me

Pemuda biasa

Popular Posts

  • Apa itu Use Case Diagram ?
    Pengertian Use case adalah daftar tindakan atau langkah-langkah peristiwa yang biasanya mendefinisikan interaksi antara peran aktor dan sist...

Advertisement

Copyright © 2016 Big Boss. Created by OddThemes