Kaleidoskop Tahun 2020 Bagi Dwiki

Tahun 2020 memberikan banyak cerita dimana tahun ini sangatlah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Memang sebuah pandemi mengubah semuanya. Kita menjadi mempunyai kebiasaan baru karena adanya tuntunan dari pandemi ini. Tak bisa dipungkiri tahun 2020 layak dicatat dalam sejarah seluruh dunia bahwa tahun ini memang spesial meskipun agak bernada negatif tapi yang pasti gue dan kita harus berfikiran positif untuk menyongsong tahun depan.


Photo by Immo Wegmann on Unsplash


Banyak cerita yang terukir di tahun ini tentunya bukan cuma gue yang merasakan tapi seluruh manusia di seluruh penjuru dunia merasakan dan mempunyai cerita masing-masing. Kali ini gue berkesempatan untuk bercerita secara singkat apa yang sudah terjadi dalam kehidupan gue yang mungkin agak bersifat pribadi meskipun gak menutup kemungkinan ada yang mempunyai cerita yang sama seperti gue. 

Gue membuat hal seperti ini hanyalah untuk mengingat dan menulisnya dalam sejarah hidup gue bahwa gue sudah melewati tahun yang amat teramat berat ini. Berbulan-bulan telah gue jalani. Puji syukur kepada tuhan gue masih diberikan kenikmatan sehat hingga saat ini. Gue akan menjabarkan cerita gue dalam bentuk kaleidoskop yang gue pecah dalam perbulannya.
Januari (Banjir)

Tentunya tak lepas dari ingatan gue tentang bulan Januari 2020 yaitu adalah banjir. Tepat tanggal 1 Januari 2020 tidak hanya di rumah gue yang terkena dampak banjir bahkan kebanyakan di berbagai tempat di Indonesia mengalami musibah banjir. Tentunya hal ini membuat semua chaos dikarenakan banyak orang yang sedang berlibur akibat musim liburan tahun baru yang seringkali membuat keramaian yang menimbulkan kemacetan. Apalagi ditambah banjir di kebanyakan lokasi di Indonesia membuat keaadaan semakin chaos yang sangat sulit untuk dilupakan.

Untuk gue sendiri tentunya merasa teramat sedih sekali ketika rumah gue terdampak banjir. Bahkan banjir yang kali ini sangatlah besar hingga sampai masuk kedalam rumah gue. Ketinggian banjir ini bahkan bisa menyentuh satu anak tangga di rumah gue padahal rumah gue sudah lumayan tinggi akan tetapi tetap masuk juga airnya kedalam. Ini membuat keadaan rumah sudah tidak layak di tempati lagi sudah acak-acakan akibat adanya banjir, kasur yang sudah diangkat keatas dan ditopang oleh kayu lah maupun kulkas yang diangkat ketempat samping cucian piring. Itu semua dilakukan untuk menyelamatkan yang bisa diselamatkan.

Banjir kali ini di perparah dengan tidak lengkapnya anggota keluarga gue. Karena ibu dan adik gue sedang berlibur ke lampung, kakak gue yang sedang kerja dan hanya tinggal gue dan ayah gue yang berada di rumah. Ketidaklengkapan ini membuat suasana sedikit lebih kacau karena kita tidak tahu keadaan masing masing orang apalagi jaringan terbatas, listrik mati dan hal lainnya. Untung saja ibu dan adik gue berhasil pulang dengan selamat setelah mendengar rumah  gue kebanjiran dan menghadapi kemacetan yang sangat parah di Jabodetabek. Setelah ibu dan adik gue pulang, ibu gue menyarankan gue dan sekeluarga untuk mengungsi di sekolah adik gue untuk mendapatkan tempat berlindung sementara dan memudahkan kita menerima bantuan (jika ada). Karena kalau berdiam diri di rumah bantuan tersebut akan sulit di dapatkan karena harus menerjang medan banjir yang cukup ekstrem maka dari itu kami terpaksa mengungsi. Akhir dari semua itu, beberapa hari kemudian sudah kembali normal meskipun ada kekhawatiran akan terjadinya banjir susulan. Banjir ini sudah cukup mempresentasikan bulan Januari.

Februari (Refreshing dan Banjir Lagi)

Setelah melewati awal tahun yang mengharukan, di bulan ini gue sedikit bernafas lega karena telah selesainya semester ganjil yang artinya gue mendapatkan liburan yang berdurasi sebulan penuh. Tentunya hal ini tidak gue sia-siakan, gue dan teman-teman sudah berencana untuk pergi liburan ke bandung yang tentunya untuk menyegarkan diri ini dari kesibukan kuliah. Walaupun hanya 3 hari saja tapi menurut gue sudah lumayan cukup bagi gue untuk merasa segar. Tak bisa gue pungkiri ini akan menjadi perjalanan paling terakhir gue sebelum adanya pandemi yang membuat gue saat ini merindukan hal tersebut. Meskipun sekarang per tanggal 29 Desember 2020 sudah dinyatakan libur tetapi tetap saja pandemi merepotkan karena harus tes covid terlebih dahulu yang memakan waktu dan biaya juga.

Setelah melewati awal bulan yang cukup segar, Februari menutup bulannya dengan cukup menyedihkan. Untuk kedua kalinya banjir melanda rumah gue dan beberapa lokasi di Indonesia memang tidak separah Januari terlebih dahulu tapi rasa trauma yang gue alami belum sepenuhnya hilang dan dia kembali lagi. Cukup menyedihkan apalagi air banjir kembali masuk kedalam rumah gue dengan ketinggian air yang sedikit lebih rendah dibanding bulan lalu. Beruntungnya banjir kali ini cepat surut yang membuat gue cepat membersihkan rumah dan tidak sampai mengungsi. 

Maret (Awal Covid-19 dan Pertama Kalinya Temen Kampus Main Kerumah)

Untuk Maret mungkin kata yang tepat untuk memberi tahu bahwa ini adalah bulan Covid bagi Indonesia. Karena bulan inilah terdeteksi bahwa ada Warga Negara Indonesia yang terkena Covid. Bahkan dari pengumuman Covid pertama di Indonesia, peningkatan Covid langsung menanjak begitu cepat hingga pemerintah 2 minggu setelahnya merencanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan di akhir Maret, Jakarta melaksanakan PSBB untuk pertama kali. Tentunya ini membuyarkan semua rencana yang direncanakan oleh kita karena terhalang virus ini.

Bahkan perkuliahan gue dilaksanakan secara online atau daring. Sejujurnya awalnya gue senang dengan perkuliahan daring ini karena kapan lagi bisa kuliah tapi cuman di rumah baru pertama kali merasakan hal ini. Lama-kelamaan manusia memang jenuh juga, gue menyadari ada hal yang lebih ketika kita belajar langsung di tempat dibanding di rumah secara daring. Disana gue lebih memahami pelajaran dikarenakan minimnya distraksi tak seperti di rumah mungkin emang gue nya aja yang gampang ter distraksi sehingga tidak cocok. Pada akhirnya gue ingin kembali seperti normal kembali. 

Di hari ketika diumumnya covid pertama di Indonesia bertepatan sekali teman-teman kampus gue untuk main ke rumah gue yang ada di Bekasi. Suatu kesenangan dan kebanggaan sekali kedatangan temen kampus untuk datang jauh-jauh ke Bekasi. Yang dimana bisa dibilang jarak rumah ke kampus gue terbilang cukup jauh yaitu 30 Km. Padahal awalnya mereka hanya bercanda kepada gue akibat rumah gue yang kebanjiran pada akhir bulan lalu dan mereka berencana untuk main melihat kondisi rumah gue. Ternyata candaan mereka serius dan mereka pun datang ke rumah gue. Mohon maaf sekali teman-teman gue ketika ada sajian yang kurang semoga pada tidak kapok untuk main lagi kerumah gue.

April (Rencana Jalan-Jalan Gagal dan Covid di Bulan Ramadhan)

Seperti yang gue bilang di bulan sebelumnya, bahwa semua rencana banyak yang gagal akibat pandemi. Contohnya rencana jalan-jalan yang berkedok KKL(Kuliah Kerja Lapangan) ini gagal dilaksanakan akibat pandemi. Sebenarnya jika tidak ada pandemi gue sudah berangkat ke Yogyakarta (kalau tidak salah) untuk KKL dimana gue akan mengunjungi Perusahaan dan juga Universitas disana. Tentunya ini sangatlah menyedihkan akibat batal karena hanya dilaksanakan satu angkatan satu kali dan ternyata gagal. Bahkan gue sudah melunasi setengah dari pembayaran KKL yang nantinya duit pembayaran ini akan diganti setengahnya oleh pihak kampus. Sungguh teramat sayang sekali kegiatan ini bisa gagal dan gue gatau bakal ada penggantinya atau tidak.

Di bulan ini juga terdapat bulan suci Ramadhan untuk yang beragama islam. Sungguh ini pertama kalinya ramadhan yang terlihat sepi dikarenakan kita harus menjalankan PSBB sehingga tidak bisa keluar dan berkerumun. Yang paling menimbulkan perdebatan yang sedikit alot adalah masalah Terawih yang tidak dilaksanakan di masjid. Tetapi menimbang terawih itu sunnah dan bisa dilaksanakan di mana saja asal tempatnya suci memungkinkan untuk kita tidak ke masjid dan menjalankan solat Terawih di rumah saja. Tentu saja sepert perkuliahaan online, terawih di rumah sangat terasa berbeda. Tidak adanya feel atau vibes Ramadhan yang begitu kental di tahun ini karena semuanya berada di rumah dan tidak ber ramai ramai ke masjid seperti tahun lalu.

Mei (Lebaran di Rumah Saja)

Setelah melewati bulan Ramadhan akan tiba waktunya ke bulan dengan hari kemenangannya yaitu bulan Syawal yang ada di bulan Mei. Jujur ini mungkin adalah hari kemenangan atau lebaran yang paling sepi untuk bisa dibilang lebaran seperti biasannya. Biasanya sebelum menuju lebaran, jalanan akan ramai dengan manusia yang hendak bermudik ria ke kampung halamannya masing-masing. Tapi kali ini tidak karena seperti sebab yang sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Biasanya bertemu sanak saudara ketika momen lebaran ini akhirnya semua itu berubah dengan bertegur sapa lewat online. 

Ketika lebaran, warga di sekitar rumahku terlihat senang dengan lebaran walau terlihat dari matanya ingin pulang bertemu sanak saudaranya yang sudah lama tidak berjumpa. Sepertinya orang tuaku juga sama merindukan momen itu karena memang hanya datang setahun sekali. Tapi apadaya kita harus mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap dirumah saja dan memang lebaran kali ini tidak mendapat jatah liburan yang semestinya.

Juni (Mencoba Pola Hidup Sehat dan Hape Rusak)

Pandemi yang tidak kunjung berakhir sangat menyulitkan semua orang. Semuanya harus berkebiasaan baru demi menekan kenaikan virus ini. Di bulan ini gue mencoba pola hidup sehat dengan bangun pagi lalu lari pagi yang sebenarnya jarang sekali gue lakukan, yang biasanya gue tidur pagi bangun siang. Berjam-jam di depan layar laptop membuat mata memang sering lelah tapi memang itulah pekerjaanku. Mau mencoba pola hidup sehat seperti itu tetapi terkadang gue terlalu berlebihan dan sering memaksakan, pernah sewaktu-waktu karena jarang lari pagi dan waktu itu rutin setiap hari lari pagi dan berakhir dengan kram sepenuh hari.

Di bulan ini juga gue merasa kehilangan yaitu Handphone kesayangan gue mendadak rusak. Entah kenapa itu bisa terjadi, apakah gue salah waktu pengecasan atau bagaimana. Sampai-sampai hape tersebut tidak bisa di charge lagi bahkan ketika dinyalakan langsung akan mati dengan sendirinya. Jujur ini lumayan membuat gue sedih karena untuk menggantinya waktu itu bahkan sampai sekarang belum punya uang untuk menggantinya lagi yang baru. Terpaksa untuk kembali ke hape yang lama lagi. :)

Juli (Praktik Kerja Lapangan yang Work From Home)

Sudah masuk pertengahan tahun tetapi pandemi belum juga mereda di Indonesia. Tetapi negara ini sudah mengumumkan bahwa akan ada New Normal atau pelonggaran PSBB tetapi sepertinya negera ini belum siap tidak seperti negara lain. Terlepas daripada itu kewajiban gue sebagai mahasiswa tetap harus dijalankan apalagi gue sekarang sudah masuk semester 7 yang dimana semester ini ada kewajiban untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan atau biasa disingkat PKL dan bisa juga disebut Magang. Tentunya dikarenakan pandemi ini banyak perusahaan yang tidak membuka lowongan PKL. Bagaimana tidak mempekerjakan yang sekarang saja sudah susah apalagi harus menambah, banyak orang yang diputus kontrak otomatis kita semua bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Untung saja tidak lama dalam mencari PKL, akhirnya gue dan kawan-kawan gue karena PKL ini berkelompok memutuskan untuk mengambil lowongan PKL di kampus sendiri tepatnya di bagian TIK di kampus gue.

Proyek kami yaitu membangun Sistem Pendaftaran untuk suatu bagian di kampus yang lain. Kami sudah diwanti-wanti bahwa proyek ini akan berjalan lama maka dari itu kami harus siap menerima keadaan tersebut. Setelah berdiskusi panjang dengan teman-teman kami siap dengan resiko itu dan menerima pekerjaan tersebut.Proyek ini dikerjakan secara Work From Home atau dikerjakan dirumah. Jujur saja ketika pekerjaan dikerjakan dirumah suasana sangatlah tidak kondusif, tidak seperti bekerja ditempat. Akhrinya kami tetap harus menerima itu dan menjalankan proyek.

Agustus (Kakak Menikah dan Kuliah Online Lagi)

Bulan Agustus mungkin menjadi bulan kebahagiaan bagi keluarga kami. Karena Kakak gue akhirnya melaksanakan pernikahannya dengan orang yang dicintainya. Lagi dan lagi pandemi memang merusuhi semuanya. Pelaksanakan pernikahan ini tidak dirayakan seperti bagaimana semestinya atau tidak ada resepsi. Jadi pernikahan ini cuman dirayakan sebatas akad saja tidak ada perayaan yang berlebihan. Tentunya ada rasa kecewa tapi mau bagaimana lagi pada saat itu kita memang harus patuh terhadap keadaan. Puji syukur Allah, semuanya berjalan lancar tanpa ada kendala.

Di bulan ini juga gue sudah harus bersiap masuk ke semester yang baru didalam perkuliahan yang tetap dilaksanakan secara daring. Rasa jenuh memang sangat terasa apalagi sudah hampir beberapa bulan ini kuliah di rumah tanpa adanya suasana baru. Di bulan ini selain Kakak gue menikah dan gue masuk kuliah lagi tidak ada yang spesial lagi di bulan ini.

 September (Among Us)

Sama halnya dengan Agustus, September juga tidak banyak hal spesial yang gue ingat. Yang teringat gue di bulan ini hanyalah game yang saat itu meledak-ledaknya untuk dimainkan yaitu Among Us. Game yang rasanya kalian juga mainkan, game yang melatih argumentasi kita mau benar maupun salah. Kita bisa menjadi pemain normal atau Crewmate dan bisa juga menjadi pemain yang jahat yang di game disebut Impostor. Tujuan dari game ini ketika kita menjadi Crewmate yaitu menyelesaikan task atau tugas dan juga menebak siapa Impostor yang ada di tempat kita. Lain halnya dengan Impostor, dia tidak memiliki tugas dan kerja utama Impostor untuk memenangkan game yaitu membunuh semua Crewmate bagaimanapun caranya tanpa ketahuan. Tentunya game ini sangat mengasyikan jika dimainkan dengan teman apalagi game ini bisa berjalan di banyak platform jadinya sangat mudah untuk memainkan game  ini dimana saja dan kapan saja.

Oktober (Pelatihan Jaringan Komputer Menyambi Kuliah dan PKL)

Bulan Oktober bulan yang hectic atau sibuk banget. Dimana di bulan ini adalah pelaksanaan Pelatihan Jaringan Komputer yang gue daftar beberapa bulan lalu yang harus gue ikuti. Di satu sisi gue juga berkewajiban untuk berkuliah dan di salah satu mata kuliahnya harus mengerjakan suatu proyek setiap minggu membangun Aplikasi Mobile / Aplikasi yang ada di Smartphone khususnya Android. Ditambah lagi gue masih ada kewajiban PKL yaitu membuat Sistem pendaftaran yang berbasis Website. Benar-benar membikin kepala ini pecah karena disatu sisi gue belajar, satu sisinya gue belajar dan praktek dan satu lagi praktek. Ditambah lagi semua itu berbeda-beda materinya sehingga gue harus menyesuaikan tergantung kondisi.

Puji syukur Allah gue dapat kekuatan di dalam tubuh gue sehingga gue tidak tumbang maupun down. Gue dapat menyelesaikan semuanya dengan baik apalagi pelatihan yang ada ujiannya diakhir dan berakhir dengan lulus. Gue senang sekali mendapat kesempatan itu meskipun berarti gue menjalankan bulan yang berat dan terbukti itu sangatlah berat.

November (Akhir dari PKL dan Bulan Kelahiran)

Setelah pelatihan berakhir dan PKL sudah menuju akhir dari proyeknya membuat gue bisa bernafas lega. Akan tetapi ternyata tubuh gue merasa kelelahan dan disitulah gue merasa sangat sakit. Gue takut banget ini adalah gejala Covid, gue sampai ingin meminta ibu gue untuk menguji gue dengan uji covid. Tetapi gue berfikir ini adalah akibat dari kelelahan yang gue alami dan wajar bagi gue untuk sakit. Gue sakit selama seminggu lamanya dan untungnya setelah seminggu lagi pasca sakit gue sudah kembali normal seperti biasanya. Di bulan ini juga merupakan bulan kelahiran gue, tentunya gue tidak seperti dahulu yang ingin sekali di rayakan hari kelahiran gue. Kini gue telah berusia 18+, gue sudah harus bersikap dewasa dengan ini. Tetapi keluarga gue tetap memberikan kejutan untuk gue dan itu membuat gue merasa senang. Ditambah lagi ada salah satu teman gue yang memberikan kejutan yang sangat amat membuat gue terkejut dengan kejutannya gue sangat berterima kasih dengan itu. 

Desember (Nobar Series dan Fanboy untuk Menaikan Mood)

Sudah dipenghujung tahun tetapi pandemi masih belum mereda. Tetapi warga sepertinya sudah bosan dan lelah terhadap ini. Sudah banyak yang tidak lagi mengikuti protokol kesehatan seperti memakai masker. Gue juga sudah lupa kapan terakhir kali gue menonton berita Covid yang memberikan kabar berapa banyak yang terkena Covid di Indonesia. Bahkan gue sempat membuat bot di discord tentang hal tersebut.

Di akhir PKL, gue berkewajiban untuk membuat laporan untuk menuju sidang yang akan menentukan lulus atau tidaknya gue di mata kuliah ini. Jika tidak lulus maka gue harus melaksanakan PKL ulang semester depan dan itu cukup melelahkan. Maka dari itu gue harus fokus untuk membuat laporan dan persiapan sidang. Untuk menaikan mood gue dalam mengerjakan laporan, gue akhirnya menjadi fanboy di salah satu girl band kpop yaitu Twice :). Gue merasa lagu-lagu mereka sangat membuat gue semangat dalam mengerjakan laporan. Selain itu gue juga mengisi akhir pekan gue untuk Nobar (Nonton Bareng) Series bersama teman-teman gue untuk menyegarkan diri setelah berkegiatan. Untuk saat ini telah 2 Series yang telah terlewati yaitu: Sweet Home dan Strangers From Hell. Keduanya sangat direkomendasikan untuk kalian tonton.

Last But Not Least

Tahun 2020 memang banyak cerita yang membuat sedih karena pandemi akan tetapi itu adalah rintangan bagi kita dan bagaimana kita menyelesaikan rintangan tersebut. Gue tetap berdoa dan mengharapkan pandemi cepat berakhir dan kita beraktifitas seperti bagaimana semestinya lagi. Itulah cerita gue di tahun 2020 untuk nantinya gue bisa baca lagi di akhir tahun 2021 dan tahun tahun selanjutnya bagaimana gue bisa survive didalam keadaan berat ini. Untuk Dwiki di tahun 2021 semoga kamu bisa lebih baik dari gue di tahun 2020. Semoga bisa lulus kuliah tahun 2021. Wish you all the best Dwiki 2021Mohon maaf jika ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan. Gue sangat berterima kasih untuk adanya masukan dan saran. Terima kasih sudah membaca. Semoga hari kalian menyenangkan. byee~


Beri dukungan untuk gue di:

 

 

 

 

 

 

  

Share:

0 Post a Comment