Tim Franchise VALORANT dengan Performa Mengecewakan
Dalam ekosistem VALORANT Champions Tour (VCT) Franchise League, setiap tim mengemban harapan besar, baik dari organisasi maupun jutaan penggemar. Namun, tak semua mampu mencapai panggung internasional yang didambakan. Ada kisah-kisah perjuangan tim yang, meskipun memiliki potensi dan sejarahnya sendiri, terus-menerus menemui jalan buntu dalam upaya mereka meraih slot di turnamen Masters atau Champions. Mereka adalah tim-tim yang konsisten berjuang di papan bawah, menghadapi tantangan berat, dan kerap kali membuat penggemar merasakan kekecewaan mendalam atas hasil yang belum juga sesuai ekspektasi. Mari kita selami lebih dalam perjalanan mereka, mengungkap narasi di balik setiap kekalahan dan secercah harapan yang sesekali muncul.
DetonatioN FocusMe (DFM)
Raja kekalahan VCT Pacific, sesekali kejutkan PRX, lalu kembali ke dasar.
Sejak awal era franchise VALORANT, DetonatioN FocusMe (DFM), wakil Jepang di VCT Pacific, secara konsisten berjuang keras. Perjalanan mereka penuh dengan kekalahan, terlihat dari hasil VCT 2023 Lock//In (17-32), posisi buncit di VCT Pacific League 2023, dan di LCQ. Pola ini terus berlanjut di tahun 2024, di mana mereka menempati posisi paling bawah di Kickoff serta di Stage 1, dan hanya membaik di posisi ke-10 di Stage 2—satu tingkat di atas tim paling buncit. Selama periode ini, yang menjadi sorotan adalah fakta bahwa DFM tidak pernah memenangi match di VCT Pacific hingga VCT Pacific 2024 Stage 1, menunjukkan betapa sulitnya mereka bersaing.
Namun, di tengah keterpurukan, di tahun ini DFM berhasil menciptakan momen paling mengejutkan mereka. Di VCT Pacific 2025 Kickoff, mereka secara tak terduga memulangkan raksasa Paper Rex (PRX). Kemenangan luar biasa ini menempatkan mereka di posisi 5-6, hasil terbaik mereka sejauh ini, dan sempat menyulut harapan baru bagi penggemar. Momen ini menjadi bukti bahwa DFM memiliki potensi untuk melakukan upset besar dan memberikan penampilan yang tidak terduga.
Sayangnya, harapan itu kembali meredup dengan cepat. Setelah kejayaan singkat di Kickoff, DFM kembali ke performa mengecewakan di VCT Pacific 2025 Stage 1, menempati posisi dasar klasemen grup A. Mereka kembali gagal meraih kemenangan, mengulang pola kekalahan yang sudah-sudah. Sudah sepantasnya mereka menjadi tim yang paling mengecewakan di VCT.
KOI
Konsisten di dasar VCT EMEA, KOI adalah lambang kegagalan yang berulang.
KOI, tim franchise dari region EMEA, mewakili kisah ambisi besar yang belum mampu berbuah prestasi nyata di kancah VALORANT internasional. Meskipun kerap diperkuat oleh roster yang menjanjikan, perjalanan mereka diwarnai oleh inkonsistensi yang parah, membuat para penggemar terus menanti terobosan signifikan.
Langkah KOI di VCT dimulai dengan kekalahan cepat di 2023 Lock//In (17-32), diikuti peringkat ke-9 di 2023 League—hanya tipis di atas juru kunci. Secercah harapan sempat muncul di LCQ 2023, di mana mereka secara mengejutkan berhasil mencapai posisi ke-3. Performa yang cukup menjanjikan ini membangkitkan optimisme, namun belum cukup untuk mengamankan tiket ke turnamen global.
Memasuki tahun 2024, performa KOI berayun tajam. Mereka menunjukkan stabilitas lumayan di 2024 Kickoff dengan peringkat ke-6. Namun, setelah itu, tim ini kembali terperosok, menduduki posisi terbawah (11) di 2024 Stage 1 dan kembali di 2024 Stage 2. Tren kemerosotan ini berlanjut ke 2025; mereka kembali menjadi tim paling buncit (9-12) di 2025 Kickoff, dan hanya mampu naik satu peringkat di atas dasar klasemen pada 2025 Stage 1 (9-10). Kekecewaan memuncak dengan posisi terakhir (9-10) di EWC Qualifiers, menggarisbawahi kesulitan KOI bersaing di level elite.
Furia
Dari panggung Champions, kini jadi tim bontot di VCT Americas.
Sebelum sistem franchise, Furia adalah nama yang dikenal di kancah global, berpartisipasi dalam Champions 2021 dan 2022. Ini memberikan ekspektasi tinggi saat mereka masuk liga franchise. Awal mereka di VCT 2023 Lock//In (9-16) cukup menjanjikan dengan setidaknya meraih satu kemenangan. Mereka bahkan memulai 2023 League dengan cukup baik, finis di posisi ke-6. Namun, harapan itu segera meredup saat mereka hanya mampu menempati posisi 5-6 di LCQ 2023, gagal mengamankan slot internasional.
Tahun 2024 menjadi titik balik penurunan Furia yang signifikan. Mereka terpuruk di dasar klasemen pada 2024 Kickoff (10-11) dan 2024 Stage 1 (9-10), menunjukkan performa yang sangat buruk. Meskipun ada sedikit perbaikan di 2024 Stage 2, itu tidak cukup untuk menutupi performa buruk mereka di Stage 1 dan finis ke-10. Tren negatif ini berlanjut ke 2025; Furia bahkan tidak bisa memenangkan satu game pun di 2025 Kickoff (9-12) dan 2025 Stage 1 (11-12), mengulang kembali hasil buruk tahun sebelumnya. Puncaknya, mereka kembali menjadi tim paling buncit (9) di EWC Qualifiers, menandakan keterpurukan yang dalam.
Secara keseluruhan, perjalanan Furia di era franchise adalah narasi tentang penurunan performa yang drastis. Dari tim yang secara reguler tampil di Champions, mereka kini berjuang mati-matian di dasar klasemen VCT Americas, seringkali gagal meraih satu pun kemenangan dalam match penting, apalagi bersaing untuk tiket ke event internasional. Ini menjadi kekecewaan besar bagi penggemar yang mengingat kejayaan mereka di masa lalu.
ALL Gamers (AG)
Banyak pemain, performa minim. Tim ini puasa kemenangan di VCT China.
Perjalanan ALL Gamers (AG) di VCT China dimulai dengan kesulitan nyata, menempati posisi buncit (10-11) di 2024 Kickoff. Ada secercah harapan saat mereka menunjukkan performa yang cukup baik di 2024 Stage 1 (5-6) dan mempertahankan posisi yang sama di 2024 Stage 2 (5-6). Namun, ini seolah menjadi batas tertinggi performa mereka, karena setelah itu mereka kembali merosot tajam. Kemenangan terakhir mereka yang tercatat adalah pada 22 Juni 2024 melawan TEC di VCT China 2024: Stage 2 - Group Stage. Setelah tanggal tersebut, AG memasuki periode puasa kemenangan yang panjang, kini mendekati satu tahun penuh.
Memasuki tahun 2025, performa AG semakin memburuk. Mereka memulai dengan sangat buruk, finis di posisi 9-12 pada 2025 Kickoff dan kembali terperosok ke posisi 11-12 pada 2025 Stage 1. Tren negatif ini berlanjut di EWC Qualifiers (9-12), menegaskan bahwa tim ini berada dalam krisis performa.
Yang lebih memprihatinkan adalah dinamika roster mereka. AG dikenal sering melakukan pergantian pemain, memiliki jumlah player yang sangat banyak yang keluar masuk tim. Namun, pergantian ini tidak menghasilkan perkembangan yang berarti atau peningkatan kualitas performa tim secara keseluruhan. Pemain datang dan pergi, tetapi hasil akhir tetap stagnan atau bahkan memburuk, menunjukkan bahwa masalah mereka mungkin lebih dalam dari sekadar komposisi individu pemain.
TYLOO
Sang legenda esports FPS China masih mencari formula kemenangan yang entah ke mana.
Meskipun dikenal memiliki sejarah di kancah esports, transisi TYLOO ke VALORANT di level franchise belum berjalan mulus, ditandai oleh perjuangan konsisten di papan bawah. Perjalanan TYLOO di VCT China dimulai dengan kesulitan nyata, langsung menempati posisi buncit (10-11) di 2024 Kickoff. Meskipun menunjukkan sedikit perbaikan di 2024 Stage 1 (7-8), performa mereka masih belum cukup untuk membuat dampak signifikan. Konsistensi menjadi masalah, terbukti dengan hasil yang serupa di 2024 Stage 2 (8); mereka bermain baik, tetapi tidak ada kenaikan berarti dalam peringkat atau daya saing.
Memasuki tahun 2025, TYLOO kembali memulai dengan buruk, finis di posisi 9-12 pada 2025 Kickoff dan 11-12 pada 2025 Stage 1. Ini menunjukkan bahwa mereka masih berjuang keras untuk menemukan strategi dan sinergi tim yang dibutuhkan untuk bersaing di level atas. Meskipun ada sedikit peningkatan di EWC Qualifiers (5-8), hasil ini belum cukup untuk membawa mereka ke event internasional atau keluar dari bayang-bayang tim-tim dominan di China.
Secara keseluruhan, TYLOO adalah tim yang terus berjuang untuk menemukan identitas mereka di VCT China. Mereka menunjukkan momen-momen gameplay yang menjanjikan, tetapi kesulitan dalam menjaga konsistensi dan meraih kemenangan krusial membuat mereka tetap berada di jajaran bawah.
Dalam kerasnya persaingan VALORANT Champions Tour (VCT) Franchise League, tak semua tim mampu meraih tiket ke panggung internasional, menciptakan beragam narasi kekecewaan yang mendalam bagi penggemar. Tim-tim seperti DetonatioN FocusMe (DFM), KOI, Furia, ALL Gamers (AG), dan TYLOO secara konsisten terpuruk di dasar klasemen, menjadi simbol perjuangan yang belum usai dan seringkali berpuasa kemenangan. Sementara itu, Nova Esports, JD Gaming, dan Global Esports juga belum mampu menembus panggung global meskipun performa mereka sedikit lebih baik, menambah panjang daftar tim yang berjuang keras. Namun, kisah yang tak kalah ironis datang dari Cloud9 dan Team Secret; kedua tim ini, meskipun tampil solid dan menjanjikan di liga domestik, secara menyakitkan selalu "terjegal" di momen krusial kualifikasi, meninggalkan para penggemar dengan rasa frustrasi mendalam atas potensi besar yang tak kunjung terwujud di kancah internasional. Di tengah tantangan besar ini, para penggemar setia terus berharap, menanti kebangkitan yang akan mengubah kisah-kisah ini menjadi sukses yang layak dikenang di musim VCT mendatang.
0 Post a Comment